Menteri PUPR Desak Jam Kerja Ekstra Kejar Pelabuhan Patimban

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mendesak jam kerja ekstra untuk mengejar penyelesaian Pelabuhan Patimban. (CNN Indonesia/Andry Novelino).

Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendesak para pekerja untuk menambah jam bekerja demi mengejar penyelesaian jalan akses Pelabuhan Patimban. Tidak cuma jam kerja bertambah, ia juga meminta agar ekstra alat kerja.

Sesuai target kontrak, jalan akses Pelabuhan Patimban akan rampung pada April 2020. Infrastruktur jalan dinilai krusial untuk menunjang Pelabuhan Patimbang yang dibidik menjadi pelabuhan internasional terbesar di Indonesia, setelah Pelabuhan Tanjung Priok.

“Untuk itu, saya minta agar ditambah sumber dayanya, baik peralatan dan pekerja. Shift (jam) kerja juga harus ditambah agar bisa selesai tepat waktu,” ujarnya saat meninjau lokasi pembangunan jalan akses penghubung Pantura Jawa dengan Pelabuhan Patimban di Subang, dikutip dari keterangan resmi, Jumat (29/11).

Menurut Basuki, penyelesaian pembangunan jalan akses Pelabuhan Patimban menjadi salah satu dan tindak lanjut pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan perdana menteri Jepang periode 2007-2008 Yusuo Fakuda pada pekan lalu.

“Karena, jalan akses ini juga bagian dari kerja sama antar Indonesia-Jepang dengan skema pinjaman yang melibatkan kontraktor dari negara pemberi pinjaman. Untuk itu, harus dikerjakan agar selesai tepat waktu. Saat ini, progres konstruksi mencapai 55,8 persen,” imbuh dia.

Kontrak pembangunan jalan akses Pelabuhan Patimban dan konsultan supervisi diteken pada 14 Agustus 2018 dengan kontraktor pelaksana, PT PP, PT Bangung Cipta Kontraktor, dan Shimizu Corporation dengan alokasi anggaran Rp1,12 triliun.

Sementara, konsultan supervisi dilakukan oleh Katahira & Engineer International bekerja sama dengan Nippon Engineering Consultant, serta PT Perentjana Djaja, PT Sarana Multi Daya, PT Parama Karya Mandiri, PT Mekaro Daya Mandiri, dan PT Maratama Cipta Mandiri senilai Rp63,51 miliar.

Jalan akses Pelabuhan Patimban dibangun dengan tiga metode konstruksi yang sebagian besar elevated (jalan layang). Hal ini dikarenakan kondisi tanah di sekitar lokasi berupa persawahan dengan kontur tanah yang lunak. Ketiga konstruksi dibangun terdiri dari pile slab sepanjang 5,9 Km, flyover sepanjang 1,6 Km, dan flexible pavement 0,7 Km.

Basuki melanjutkan pembangunan jalan dengan konstruksi layang akan memberikan keuntungan bagi perlindungan areal persawahan yang ada di wilayah tersebut. “Kalau dibangun dengan konstruksi konvensional, sawah, dan irigasi teknis pasti habis,” tutur dia.

Kementerian PUPR mempersiapkan pembangunan jalan tol penghubung Pelabuhan Patimban dengan Jalan Tol Cikopi-Palimanan (Cipali) sepanjang 29,8 Km dari eksisting Subang. Pemrakarsa akses tol, yakni PT Jasa Marga, PT Surya Semesta Internusa, PT Daya Mulia Turangga, dan PT Jasa Sarana dengan nilai investasi sekitar Rp6,35 triliun.

Progres pembangunan jalan tol ini telah memasuki finalisasi dokumen studi kelayakan, basic design, row plan, Amdal, serta dokumen perencanaan pengadaan tanah dari pemrakarsa ke Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) untuk persiapan proses lelang.

Selanjutnya pemrakarsa melakukan Feasibility Study (FS) yang direncanakan mulai Januari 2020. Konstruksi ditargetkan mulai dibangun pada 2021 dan selesai pada 2024.

Source : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20191129111637-92-452590/menteri-pupr-desak-jam-kerja-ekstra-kejar-pelabuhan-patimban